Sabtu, 31 Mei 2025, Aula SMK YPF dipenuhi oleh antusiasme siswa serta orang tua yang hadir dalam ujian praktik seni budaya dan kesundaan yang digelar oleh SMK YPF Bandung. Acara ini merupakan bagian dari penilaian akhir bagi kelas X TF 1, X TF 2, dan X KA, di bawah bimbingan guru Resa Aryani, S.Si. Tak hanya sekadar ujian, acara ini juga menjadi ajang untuk memperkenalkan kembali kekayaan budaya dan tradisi lokal yang semakin terpinggirkan oleh kemajuan zaman.
Drama pertama, yang dibawakan oleh siswa X TF 1, berjudul Teknologi Ngarusak Silaturahmi. Dalam drama ini, para siswa mencoba menggambarkan dampak negatif dari teknologi modern yang membuat hubungan antar sesama semakin terputus. Meskipun teknologi mempermudah komunikasi, namun ada ironi yang ditampilkan dalam cerita ini, yaitu kurangnya komunikasi langsung antar individu. Dengan alur cerita yang menarik dan penuh pesan moral, drama ini sukses menyentuh hati para penonton, mengingatkan pentingnya menjaga hubungan sosial meski di tengah kemajuan teknologi.
Tidak kalah menarik, X TF 2 juga mempersembahkan sebuah drama berjudul Kehidupan Sehari-hari Masyarakat. Drama ini menyuguhkan gambaran sederhana namun kaya makna tentang rutinitas masyarakat sehari-hari, yang penuh dengan nilai-nilai gotong royong, kekeluargaan, dan kesederhanaan. Siswa-siswa X TF 2 mampu menampilkan interaksi masyarakat yang harmonis, menggambarkan nilai-nilai budaya Sunda yang kental dalam keseharian mereka. Dalam pertunjukan ini, penonton diajak untuk merenungkan pentingnya menjaga kearifan lokal dalam menjalani hidup.
Sementara itu, kelas X KA menyuguhkan drama bertajuk Sunda Time Traveler, yang mengangkat kisah petualangan seorang tokoh yang kembali ke masa lalu untuk melihat langsung kehidupan masyarakat Sunda zaman dulu. Drama ini menggabungkan unsur fantasi dan sejarah, memberikan gambaran tentang tradisi, adat, serta kehidupan sosial di masa lampau. Dengan kostum khas dan penggunaan bahasa Sunda yang kental, drama ini berhasil membawa penonton merasakan suasana zaman dulu yang penuh dengan kedamaian dan kebersamaan.
Acara yang berlangsung selama beberapa jam ini juga melibatkan partisipasi orang tua siswa. Para orang tua diberikan kesempatan untuk menyaksikan bakat dan kreativitas anak-anak mereka, serta mendukung mereka dalam mempertahankan tradisi budaya Sunda. Kehadiran orang tua dalam acara ini menambah kehangatan suasana, menunjukkan pentingnya keterlibatan keluarga dalam perkembangan pendidikan dan pelestarian budaya lokal.
Di penghujung acara, guru Resa Aryani, S.Si., mengungkapkan rasa bangganya terhadap hasil karya siswa-siswi yang telah berhasil menampilkan drama dengan sangat baik. “Ini bukan hanya tentang nilai ujian, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa melestarikan dan mengenalkan budaya kita kepada generasi muda. Saya berharap kegiatan ini bisa menjadi langkah awal untuk mencintai budaya sendiri dan menjaga kearifan lokal yang ada,” ujar Resa. Dengan suksesnya acara ini, diharapkan semakin banyak siswa yang tertarik untuk mengembangkan seni budaya lokal, sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan leluhur yang sangat berharga.