Sebagai bagian dari penguatan pembelajaran sejarah dan pengenalan langsung terhadap warisan geologi Indonesia, siswa-siswi kelas X SMK melaksanakan kunjungan edukatif ke Museum Geologi Bandung. Kegiatan ini dilaksanakan secara bertahap oleh tiga kelas berbeda. Kelas X KA yang didampingi oleh wali kelas Ibu Lala Tamala, S.Pd., berkunjung pada Sabtu, 19 April 2025. Selanjutnya, kelas X TF2 bersama Ibu Heni Nuraeni, S.Pd.I., mengadakan kunjungan pada 26 April 2025. Terakhir, kelas X TF1 yang diasuh oleh Ibu Yeni Setiani, S.T., menjadwalkan kunjungan pada Sabtu, 3 Mei 2025.
Museum Geologi yang terletak di Jalan Diponegoro, Bandung ini menjadi tujuan yang tepat untuk memperkaya wawasan siswa mengenai sejarah bumi, pembentukan mineral, dan evolusi kehidupan dari masa ke masa. Dengan didampingi oleh guru sejarah, Bapak Ardi Afriansyah, S.Pd., M.Pd., siswa diajak menelusuri berbagai koleksi fosil, batuan, dan penjelasan interaktif mengenai proses geologi yang membentuk nusantara. Dalam kegiatan ini, siswa tidak hanya melihat secara langsung artefak-artefak berharga, tetapi juga berkesempatan berdialog dengan pemandu museum untuk mendalami materi pembelajaran.
Selama kunjungan, antusiasme siswa terlihat jelas. Mereka aktif mengajukan pertanyaan, mencatat penjelasan, dan mendokumentasikan koleksi-koleksi penting yang berkaitan dengan tema pelajaran. Salah satu momen menarik adalah ketika siswa mengamati replika fosil Tyrannosaurus rex dan belajar tentang masa prasejarah serta pengaruhnya terhadap perkembangan ilmu geologi modern. Selain itu, siswa juga diperkenalkan pada kondisi geologi Indonesia yang rawan gempa dan gunung berapi, serta bagaimana manusia dapat hidup berdampingan dengan alam secara bijak.
Dalam refleksi kegiatan, guru sejarah Ardi Afriansyah menyampaikan bahwa kunjungan ke museum ini sangat penting untuk membangun kesadaran siswa tentang sejarah panjang bumi dan posisi Indonesia dalam konteks geologi dunia. “Dengan melihat langsung, pemahaman mereka terhadap materi sejarah dan geografi menjadi lebih konkret dan bermakna. Ini menjadi bentuk pembelajaran kontekstual yang efektif,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini mendukung kurikulum merdeka yang mendorong pembelajaran berbasis pengalaman nyata.
Para wali kelas pun turut memberikan apresiasi terhadap sikap disiplin dan partisipasi aktif para siswa. Mereka menilai bahwa kegiatan luar kelas seperti ini mampu meningkatkan rasa ingin tahu, kerja sama, dan kemampuan berpikir kritis siswa. Selain aspek kognitif, kegiatan ini juga memperkuat aspek afektif siswa dalam menghargai warisan alam dan budaya bangsa. Terlihat bahwa para siswa tidak hanya belajar untuk tahu, tetapi juga untuk memahami dan merasakan pentingnya menjaga bumi dan kekayaan alamnya.
Dengan berakhirnya rangkaian kunjungan ini, diharapkan siswa mampu mengintegrasikan pengetahuan yang diperoleh ke dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam bentuk kesadaran lingkungan, semangat belajar, maupun rasa cinta terhadap tanah air. Kegiatan kunjungan edukatif ke Museum Geologi ini menjadi contoh nyata bahwa pembelajaran sejarah tidak harus terbatas di dalam kelas. Dengan strategi pembelajaran yang kreatif dan kontekstual, siswa dapat tumbuh menjadi generasi yang cerdas, kritis, dan berkarakter.